BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Sebagai seseorang yang belajar di lingkungan
pendidikan Islam, mengkaji sejarah pendidikan Islam merupakan salah satu mata
kuliah yang harus ditempuh oleh mahasiswa. Mengetahui pengertian, objek, metode
dan urgensi dari studi sejarah pendidikan Islam merupakan aspek yang harus
dipahami oleh seseorang yang akan belajar sejarah pendidikan Islam agar mempermudah
dalam mempelajari sejarah pendidikan Islam.
Sebagaimana pendidikan Islam
bersumber pada al-Qur’an dan Hadits, mempelajari pertumbuhan dan perkembangan
pendidikan Islam, baik dari segi tokoh maupun lembaga-lembaga yang terkait
dengan pendidikan Islam merupakan inti dari pembelajaran sejarah pendidikan
Islam. Mempelajari sejarah berarti menuangkan kembali peristiwa atau kejadian
yang terjadi sejak Islam itu hadir hingga saat ini. Sejarah pendidikan Islam
berarti mengkaji kembali asal dari sejarah pendidikan Islam itu, mengkaji
ajaran Islam yang dibawa oleh Rasululloh Muhammad saw. sebagaimana yang kita
ketahui bahwa Islam dibawa oleh Rasululloh Muhammad saw. dimana beliau
mendapatkan mukjizat berupa kitab suci al-Qur’an yang menjadi pedoman hidup
manusia sekaligus sebagai sumber pendidikan Islam. Sebagaimana firman Alloh
dalam surat al-Jaatsiyah ayat 20 :
هَذَا بَصَائِرُ
لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّقَوْمِ يُوقِنُونَ
Artinya:
“Al Qur'an ini adalah pedoman bagi
manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini.” (al-Jaatsiyah: 20)
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apakah
pengertian sejarah pendidikan Islam?
2.
Apa
saja yang menjadi objek dari sejarah pendidikan Islam?
3.
Bagaimana
metode yang dipergunakan dalam sejarah pendidikan Islam?
4.
Apa
sajakan urgensi yang bisa kita dapatkan dari studi sejarah pendidikan Islam?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
I.
Pengertian
Sejarah
Dalam mempelajari sejarah pendidikan Islam, mengetahui definisi
bahasan sebelum mempelajarinya sangatlah penting. Mengerti makna, sasaran, dan
tujuan sebelum mempelajari lebih lanjut sebuah bahasan akan mempermudah kita
dalam memilah-milah seluruh pokok materi, tentunya sesuai tujuan yang telah
kita targertkan.
Pokok persoalan sejarah senantiasa akan sarat dengan pengalaman-pengalaman
penting yang menyangkut perkembangan keseluruhan keadaan masyarakat. Oleh sebab
itu, menurut Sayid Quthub “Sejarah bukanlah peristiwa-peristiwa, melainkan
tafsiran peristiwa-peristiwa itu dan pengertian mengenai hubungan-hubungan
nyata dan tidak nyata, yang menjalin seluruh bagian serta memberinya dinamisme
dalam waktu dan tempat.[1]
Pengertian sejarah dapat dipertegas sebagai berikut:
a.
Jumlah
perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.
b.
Cerita tentang
perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.
c.
Ilmu yang bertugas
menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di
sekitar kita.[2]
Dari pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian sejarah adalah ilmu yang bertugas
menyelidiki jumlah dan cerita dari berbagai perubahan-perubahan, kejadian
ataupun peristiwa yang berada di sekitar kita dalam kehidupan manusia pada
umumnya.
Menurut Roeslan
Abdulghani, ilmu sejarah adalah salah satu
cabang ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis
keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta
kejadian-kejadian dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh
hasil penelitiannya tersebut, untuk selanjutnya dijadikan perbendaharaan
pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang, serta arah proses masa
depan.[3]
II.
Pengertian
Pendidikan Islam
Pendidikan merupakan salah satu kata yang sudah sangat umum untuk
dikenal seluruh masyarakat luas. Dari orang awam hingga orang intelektual yang
tinggal di pedesaan maupun di perkotaan semua mengenal arti kata pendidikan,
walaupun dalam penafsirannya memiliki beragam makna yang berbeda, tetapi tetap
pada satu maksud, yaitu makna dari pendidikan itu sendiri.
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan.[4]
Dalam bahasa arab ada beberapa kata yang dipakai untuk menunjuk
arti kata pendidikan, salah satunya yaitu tarbiyah. Istilah tarbiyah
yang berasal dari bahasa arab mempunyai konotasi yang lebih luasa dalam bahasa
Indonesia karena mencangkup mendidik, mengajar, mengasuh, dan sebagainya. Dalam
bentuk kata kerja kata ini dapat dijumpai di dalam al-Qur’an, seperti pada
surat asy-Syu’ara ayat 18 dan al-Isra’ ayat 24: [5]
قَالَ أَلَمْ نُرَبِّكَ فِينَا وَلِيداً وَلَبِثْتَ فِينَا مِنْ
عُمُرِكَ سِنِينَ
Artinya
:
Fir'aun menjawab: "Bukankah kami telah mengasuhmu di antara
(keluarga) kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami
beberapa tahun dari umurmu. (Asy – Syu’ara: 18)
رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيراً........
Artinya
:
"Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (Al – Isra: 24)[6]
Pendidikan merupakan usaha dari manusia dewasa yang telah sadar
akan kemanusiaannya, dalam membimbing, melatih, mengajar dan menanamkan
nilai-nilai serta dasar-dasar pandangan hidup kepada generasi muda, agar
nantinya menjadi manusia yang sadar dan bertanggung jawab akan tugas-tugas
hidupnya sebagai manusia, sesuai dengan hakikat dan ciri-ciri kemanusiaannya.[7]
Pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang dapat memberikan
kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita Islam,
karena nilai-nilai Islam telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya.[8]
Pendidikan Islam juga dapat didefinisikan sebagai proses penanaman
serta pembentukan kepribadian dan juga pembentukan mind set dalam setiap
manusia melalui proses mendidik, melatih, dan membimbing tentang pandangan
hidup sebagai pedoman menjalani kehidupan berdasarkan syariat Islam.
III.
Pengertian
Sejarah Pendidikan Islam
Setelah menjabarkan berbagai pengertian tentang sejarah, pendidikan,
dan pendidikan Islam dapat disimpulkan bahwa sejarah pendidikan Islam yaitu
proses studi mengenai pendidikan Islam. Sejarah Pendidikan Islam yaitu studi
yang menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa-peristiwa yang
terjadi dalam kehidupan manusia yang berkaitan dengan proses mendidik, melatih,
dan membimbing manusia dalam hal pandangan hidup atau pedomannya menjalani
kehidupan ini. Mulai dari perkembangan Islam dari segi gagasan atau ide-ide, konsep, lembaga maupun
operasionalisasi sejak zaman Nabi Muhammad saw. hingga saat ini.
Dra. Hasbullah merumuskan bahwa sejarah pendidikan Islam yaitu:
a.
Catatan
peristiwa tentang pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam sejak lahirnya
sampai sekarang.
b.
Suatu cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam baik dari segi gagasan atau ide-ide, konsep,
lembaga maupun operasionalisasi sejak zaman Nabi Muhammad saw. hingga saat ini.
Dari berbagai
penjabaran tersebut sebenarnya sejarah pendidikan Islam memiliki pengertian
yang sama yaitu suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari pertumbuhan dan
perkembangan Islam dari segi ide, konsep, lembaga maupun operasionalisasi sejak
zaman Nabi Muhammad saw hingga sekarang ini.
B.
OBJEK
KAJIAN SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
Kata objek berasal dari bahasa latin
objectus, artinya yang dihadapan, sasaran, dan tujuan. Setiap ilmu harus
memiliki tujuan dan objek material atau sasaran yang jelas yang membedakan
dengan ilmu yang lain. Sebagaimana banyak ilmu lainnya objek yang dipelajari
sejarah sebagai ilmu adalah manusia dan masyarakat. Akan tetapi, sejarah lebih
menekankan sasarannya kepada manusia dalam sudut pandang waktu.[9]
Setiap bidang ilmu pengetahuan
tentunya memiliki objek kajian. Objek kajian tersebut terdiri dari dua bentuk,
yaitu objek kajian formal dan objek kajian material.
Objek kajian formal yaitu objek
kajian yang menimbulkan suatu sudut pandang tertentu yang menunjukkan
karakteristik ilmu tersebut dan yang memberikan identitas terhadap suatu ilmu dan
membedakannya dengan cabang ilmu pengetahuan yang lain. Misalnya cabang ilmu
sejarah yang membahas masa lampau berbeda dengan cabang ilmu biologi yang
membahas tentang makhluk hidup.
Objek kajian material yaitu objek
kajian yang lebih mengarah kepada materi ataupun bahan dari cabang ilmu
tersebut. Biasanya objek kajian material lebih ke lapangannya, dalam artian
lebih menekankan pada penyelidikan dari sebuah ilmu pengetahuan. Setiap cabang
ilmu tentunya memiliki materi atau bahan yang berbeda antara satu sama lain.
Pengkajian sebuah ilmu tentu membutuhkan penyelidikan untuk mendapatkan hasil
yang maksimal dalam mempelajari ilmu tersebut. Misalnya, untuk meneliti ilmu
sejarah tidak mungkin kita akan kembali ke masa lampau, tetapi lebih kepada
bukti-bukti yang dapat dipercaya untuk dijadikan sumber penelitian seperti
museum, cacatan para ahli, dan media lain. Setiap material yang digunakan
cabang ilmu pengetahuan tidaklah sama semuanya, ketika cabang ilmu biologi maka
kita bisa menjadikan makhluk hidup sebagai objek penelitian kita.
Sejarah biasanya ditulis dan dikaji
dari sudut pandang suatu fakta atau kejadian tentang peradaban bangsa.[10]
Objek kajian sejarah pendidikan Islam adalah fakta-fakta
pendidikan Islam
berupa informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam baik formal, informal dan
non formal. Dengan demikian akan diproleh apa yang disebut dengan sejarah serba
objek hal ini sejalan dengan peranan agama Islam sebagai agama dakwah penyeru kebaikan,
pencegah kemungkaran, menuju kehidupan yang sejahtera lahir batin secara
material dan spiritual. Namun, sebagai cabang dari ilmu pengetahuan, objek
sejarah pendidikan Islam umumnya tidak jauh berbeda dengan yang
dilakukan dalam objek-objek sejarah pendidikan, seperti mengenai sifat-sifat
yang dimilikinya. Dengan kata lain, bersifat menjadi sejarah serba subjek.[11]
Pembatasan manusia dan waktu bagi
objek sejarah baru sebatas tahap awal, sebab tidak semua tindakan manusia pada
waktu tertentu dinamakan sejarah. Dalam setiap menit entah berapa tindakan
manusia yang telah terjadi tidak mungkin ada catatan atau ingatan yang sanggup
merekam semuanya. Di samping manusia dan waktu, masalah tempat pun menjadi
pembatasan bagi objek sejarah. Dengan disebutnya tempat terjadinya suatu peristiwa,
maka cerita sejarah menjadi sesuatu yang ril. Berdasarkan pembatasan ini
kiranya dapat disimpulkan bahwa ada tiga faktor yang menentukan dalam obyek
studi sejarah, yaitu manusia (man), waktu (time) dan tempat (space).
[12]
Objek kajian dari studi pendidikan
Islam yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan proses yang terjadi pada
manusia baik dari segi ide, pikiran, gagasan, dan sebagainya yang berkaitan
dengan pendidikan Islam sejak Islam lahir hingga saat ini.
C.
METODE
KAJIAN SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
I.
Pengertian
metode
Metode berasal dari dua perkataan yaitu “meta” yang berarti
melalui dan “hodos” yang artinya jalan atau cara.[13]
Jadi, metode artinya jalan atau cara yang dilalui, dalam hal ini dimaknai jalan
atau cara yang dilalui untuk mencapai tujuan. Gabungan dari dua kata tersebut apabila
ditambahi kata “logos” menjadi metodologi, sehingga metodologi artinya
ilmu yang mempelajari jalan atau cara yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut para ahli, pengertian metode yaitu:
a.
ROTHWELL & KAZANAS
Metode adalah cara,
pendekatan, atau proses untuk menyampaikan informasi.
b. TITUS
Metode adalah rangkaian
cara dan langkah yang tertib dan terpola untuk menegaskan bidang keilmuan.
c. MACQUARIE
Metode adalah suatu
cara melakukan sesuatu, terutama yang berkenaan dengan rencana tertentu.
d. WIRADI
Metode adalah
seperangkat langkah (apa yang harus dikerjakan) yang tersusun secara sistematis
(urutannya logis).
e. DRS. AGUS M. HARDJANA
Metode adalah cara yang
sudah dipikirkan masak-masak dan dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah tertentu
guna mencapai tujuan yang hendak dicapai.[14]
Dalam sejarah pendidikan Islam untuk menentukan metode yang
digunakan dalam studi ini masih dikaitkan dengan metode dalam kajian sejarah
pada umumnya.
Metode sejarah pendidikan Islam, walaupun terdapat hal-hal
yang sifatnya khusus, berlaku kaidah-kaidah yang ada dalam penulisan sejarah.
Kebiasaan dari penelitian dan penulisan sejarah meliputi suatu perpaduan khusus
keterampilan intelektual. Sejarahwan harus menguasai alat-alat analisis untuk
menilai kebenaran materi-materi sumbernya dan perpaduan untuk mengumpulkan dan
menafsirkan materi-materi itu ke dalam kisah yang penuh makna. Sebagai seorang
ahli, sejarahwan harus mempunyai suatu kerangka berpikir kritis, baik dalam
mengkaji materi, maupun dalam menggunakan sumber-sumbernya. Selain itu juga
membutuhkan keterampilan menangkap dan merasakan secara luas hubungan-hubungan
yang serba kompleks. Penguasaan ilmu yang luas akan
memudahkan pemahaman dari berbagai konteks, membandingkan dan
merasakan dampak serta mengaitkan data dengan peristiwa-peristiwanya.
Sehubungan dengan ini H. Munawar Cholil mengemukakan pengetahuan yang
diperlukan sebagai alat menyusub sejarah itu banyak, tetapi yang perlu
diketahui terlebih dahulu adalah ilmu bumi (Takhtitul ard), ilmu isi
bumi (Tabaaqatul ard), dan ilmu negara (Taqwimul buldan).[15]
Metode kajian studi pendidikan Islam dapat dikategorikan sebagai
berikut:
1.
Teknik
pengumpulan data
Dalam
teknik pengumpulan data ini, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan antara
lain:
a.
Dokumentasi
Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi ini dengan mencari
catatan, data, transkip, dan media lainnya yang bisa dijadikan sebuah sumber
dapat dipercaya untuk pengumpulan data yang berhubungan dengan pendidikan
Islam. Sebagai contoh dalam pendidikan Islam, kita bisa mencari sumber dari
sirah Nabawiyah, bagaimana awalnya tarbiyah itu hadir dan lain
sebagainya.
Dokumentasi menjadi sumber utama bagi peneliti, karena tidak
mungkin peneliti akan kembali ke jaman lampau untuk mengetahui sejarah
pendidikan Islam. Dokumentasi akan membantu meneliti, menafsir, dan meramalkan
sejarah pada masa lampau tersebut. Peneliti menggunakan petunjuk yang berada
dalam katalog di perpustakaan, kemudian mencatat data-data yang sesuai topik
permasalahan yang pertama dan terakhir serta data-data yang penting lainnya.
b.
Wawancara
Proses pengumpulan data melalui wawancara yaitu memperoleh
informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ada beberapa macam, antara lain wawancara
yang dilakukan secara spontan, wawancara yang dilakukan dengan menggali
garis-garis besarnya saja, dan ada wawancara yang dilakukan dengan detail
menurut daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.
2.
Teknik
Analisis ata
a.
Content analisys
Setalah data-data dikumpulkan, kemudian diolah dan dianalisis menggunakan
teknik analisis isi. Teknik analisis isi bertujuan menggali pemahaman yang
lebih mendalam dari suatu data yang telah diperoleh. Analisis isi ini
memberikan pengetahuan baru, membuka wawasan, dan menyajikan berbagai fakta.
b.
Hermeneutik analisys
Komarudin hidayat mendefinisikan hermeneutik sebagai seni
menafsirkan atau memahami “realitas lain yang absen” (tidak hadir di depan
kita) baik karena telah berlalu dalam waktu maupun jarak tempat yang jauh, yang
realitas itu hadir pada kita diwakili oleh teks.[16]
Melalui hermeneutik ini berguna untuk mengeksplorasi,
menganalisis, dan menafsirkan kejadian ataupun peristiwa serta seorang
tokoh/pelaku sejarah yang tertuang dalam bentuk buku.
3.
Metode
penulisan sejarah
Dalam
sejarah pendidikan Islam ada beberapa metode penulisan yang digunakan:
a.
Metode
deskriptif
Metode deskriptif artinya menggambarkan, dalam hal ini berarti
menggambarkan apa adanya tentang pendidikan Islam. Ajaran Islam yang dibawa
oleh Rasululloh Muhammad saw. berpedoman dengan al-Qur’an dan al-Hadits yang
berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam. Metode ini
digunakan untuk memaknai tujuan dari pendidikan Islam tersebut.
b.
Metode
komparatif
Metode ini merupakan metode yang berusaha membandingkan sebuah
perkembangan pendidikan Islam dengan lembaga-lembaga Islam lainnya. Melalui
metode ini dimaksudkan bahwa ajaran-ajaran Islam tersebut dikomparasikan dengan
fakta-fakta yang terjadi dan berkembang dalam waktu serta tempat-tempat
tertentu untuk mengetahui adanya persamaan dan perbedaan dalam suatu
permasalahan tertentu yang menghubungkan Sejarah Pendidikan Islam dengan
sejarah pendidikan yang dibandingkan.[17]
c.
Metode
analisis sintesis
Metode ini digunakan memberikan analisis terhadap
istilah-istilah atau pengertian-pengertian yang diberikan ajaran Islam secara
kritis, sehingga menunjukkan kelebihan dan kekhasan pendidikan Islam. Pada
saatnya dengan metode sintesis dapat diperoleh kesimpulan-kesimpulan yang
akurat dan cermat dari pembahasan sejarah pendidikan Islam. Metode ini dapat
pula didayagunakan untuk kepentingan proses pewarisan dan pengembangan budaya
umat manusia yang Islami.[18]
D.
URGENSI
STUDI SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
Mempelajari sejarah pendidikan Islam
memberikan banyak manfaat. Dari berbagai manfaat itu ada beberapa hal penting, antara
lain:
a.
Mengetahui
dan memahami pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam, sejak zaman
lahirnya hingga sekarang.
b.
Mengambil
manfaat dari proses pendidikan Islam, guna memecahkan problematika pendidikan
Islam pada masa kini.
c.
Memiliki
sikap positif terhadap perubahan-perubahan dan pembaharuan-pembaharuan sistem
pendidikan Islam.[19]
Ada
beberapa urgensi akademis lainnya dari studi sejarah pendidikan Islam:
a.
Dengan
mempelajari sejarah pendidikan akan diperoleh pengertian tentang fungsi
pendidikan dalam keseluruhan kebudayaan.
b.
Sejarah
pendidikan dapat membedakan mana yang bernilai tinggi dan mana yang tidak,
sehingga terhindar dari tindakan-tindakan menyesatkan dan salah di dalam
melaksanakan usaha-usaha pendidikan.
c.
Sejarah
pendidikan dapat memberikan pegangan sehingga tidak terjadi anggapan bahwa yang
sudah lama itu memiliki nilai rendah dan yang baru itu bernilai tinggi.
d.
Sejarah
pendidikan dapat memberikan kesadaran bahwa pendidikan hendaknya disesuaikan
dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
e.
Sejarah pendidikan dapat memberikan
keinsyafan bahwa pendidikan dan tugas pendidik itu sangat berat tapi berarti.
f.
Dengan mempelajari sejarah pendidikan akan
diperoleh model-model sistem pendidikan yang baik. [20]
Mengambil
urgensi dari suatu peristiwa adalah anugerah yang luar biasa dari Alloh swt.
sebagaimana firman Alloh swt. dalam surat al-Muddatstsir ayat 56:
وَمَا يَذْكُرُونَ إِلَّا أَن يَشَاءَ اللَّهُ هُوَ أَهْلُ التَّقْوَى
وَأَهْلُ الْمَغْفِرَةِ
Artinya:
“Dan mereka tidak akan mengambil pelajaran daripadanya kecuali
(jika) Allah menghendakinya. Dia (Allah) adalah Tuhan Yang patut (kita)
bertakwa kepada-Nya dan berhak memberi ampun.” (al-Muddatstsir: 56)
BAB III
PENUTUP
Mengkaji studi sejarah pendidikan Islam adalah salah satu hal yang
diperlukan oleh seorang yang akan menjadi pendidik khususnya pendidikan agama
Islam. Sebelum mempelajari sejarah pendidikan Islam, mengetahui makna, tujuan,
dan sasaran dari pokok bahasan yang akan kita pelajari sangatlah penting.
Memahami pengertian dari sejarah pendidikan Islam diperlukan
penguraian kata per kata dari sejarah pendidikan Islam yang akhirnya diambil
sebuah kesimpulan yaitu sejarah pendidikan Islam adalah cabang ilmu pengetahuan
yang mempelajari pertumbuhan dan perkembangan Islam dari segi ide, konsep,
lembaga maupun operasionalisasi sejak zaman Nabi Muhammad saw hingga sekarang
ini.
Objek kajian dari sejarah pendidikan Islam yaitu segala sesuatu
yang berkaitan dengan proses yang terjadi pada manusia baik dari segi ide,
pikiran, gagasan, dan sebagainya yang berkaitan dengan pendidikan Islam sejak
Islam lahir hingga saat ini. Metode dari kajian sejarah pendidikan Islam ada
tiga hal, yaitu teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik
penulisan sejarah.
Salah satu tujuan dari studi ilmu adalah mengetahui urgensi dan
kebermanfaatan ilmu tersebut kedepannya. Salah satu dari urgensi kajian sejarah
pendidikan Islam adalah mengetahui pertumbuhan dan perkembangan Islam sejak
adanya Islam itu hingga masa saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
A.Mustafa. 1995. Sejarah
Pendidikan Islam di Indonesia. Bandung: CV Pustaka Setia.
Departemen Agama RI. 2007. Al-Qur’an dan Terjemahnya Edisi Tahun
2002. Jakarta: CV Darus Sunnah.
Dra. Zuhairini, dkk. 1995. Filsafat Pendidikan Islam.
Jakarta : Bumi Aksara.
Dra. Zuhairini, dkk. 1997. Sejarah pendidikan Islam. Jakarta
: Bumi Aksara.
Dra. Zuhairini. 1992. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi
Aksara.
Enung K Rukiati. 2006. Sejarah Pendidikan Islam di
indonesia. Bandung: CV Pustaka Setia.
Erwati Aziz. 2003. Prinsip – prinsip pendidikan Islam. Solo
: Tiga serangkai
Filsafatpendidikanislam.wordpress.com/studi-sejarah-pendidikan-islam
Indah,F. Pengertian dan Definisi Metode Menurut Para Ahli , http://carapedia.com/pengertian_definisi_metode_menurut_para_ahli_info497.html tanggal 5 April 2012
Prof. Dr. M. Habib Mustopo, dkk. ----. Sejarah : Untuk kelas 1
SMA. Jakarta: Yudistira.
Prof. H. M. Arifin, M.Pd. 2000. Ilmu Pendidikan Islam.
Jakarta : Bumi Aksara.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007) cet. Ke-4, hlm
R. Moh. Ali. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia.
Yogyakarta : LkiS Yogyakarta
Ramayulis. 2012. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam
Mulia.
Sayid Quthub, Konsepsi Sejarah Dalam Islam, (Jakarta :
Yayasan Al – Amin hal 18 dalam buku Dra. Zuhairini, dkk. 1997. Sejarah Pendidikan
Islam. Jakarta : Bumi Aksara)
[1] Sayid Quthub, Konsepsi Sejarah Dalam Islam, (Jakarta :
Yayasan Al – Amin hal 18 dalam buku Dra. Zuhairini, dkk. 1997. Sejarah
pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara), hlm. 2
[2] R. Moh. Ali, Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, (Yogyakarta
: LkiS Yogyakarta, 2005),
[4] Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2007) cet. Ke-4,hlm. 263
[5] Erwati Aziz, Prinsip – Prinsip Pendidikan Islam, (Solo :
tiga serangkai,2003), hlm. 25
[6] Departemen
Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya Edisi Tahun 2002, (Jakarta: CV Darus
Sunnah, 2007) hlm. 368 dan hlm. 285
[7] Dra.
Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan
Islam, (Jakarta : Bumi Aksara,1995),
hlm. 11
[8] Prof. H. M.
Arifin, M.Pd, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000), hlm. 11
[9] Prof. Dr. M.
Habib Mustopo, dkk, Sejarah : Untuk kelas 1 SMA, (Jakarta: Yudistira),
hlm. 6
[10] Encyclopedia
Amerincana, opcit., vol. 14. dalam buku Dra. Zuhairini, dkk. 1997. Sejarah
pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara, hlm. 2
[12]
Filsafatpendidikanislam.wordpress.com/studi-sejarah-pendidikan-islam
[13] Prof. H. M.
Arifin, M.Pd, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara,2000), hlm. 61
[14] Indah,F. Pengertian
dan Definisi Metode Menurut Para Ahli , http://carapedia.com/pengertian_definisi_metode_menurut_para_ahli_info497.html tanggal 5
April 2012
[16] Ramayulis, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam
Mulia, 2012), Cet. Ke-1, hlm. 4
[17] Ramayulis, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam
Mulia, 2012), Cet. Ke-1, hlm. 4
[18] Enung K Rukiati, Sejarah Pendidikan Islam di indonesia,
(Bandung: CV Pustaka Setia, 2006), hlm. 15
[19]
Dra. Zuhairini, dkk, Sejarah pendidikan Islam, (Jakarta :
Bumi Aksara,1997), hlm. 6
[20] Filsafatpendidikanislam.wordpress.com/studi-sejarah-pendidikan-islam