Senin, 23 April 2012

Studi Sejarah Pendidikan Islam


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Sebagai seseorang yang belajar di lingkungan pendidikan Islam, mengkaji sejarah pendidikan Islam merupakan salah satu mata kuliah yang harus ditempuh oleh mahasiswa. Mengetahui pengertian, objek, metode dan urgensi dari studi sejarah pendidikan Islam merupakan aspek yang harus dipahami oleh seseorang yang akan belajar sejarah pendidikan Islam agar mempermudah dalam mempelajari sejarah pendidikan Islam.
Sebagaimana pendidikan Islam bersumber pada al-Qur’an dan Hadits, mempelajari pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam, baik dari segi tokoh maupun lembaga-lembaga yang terkait dengan pendidikan Islam merupakan inti dari pembelajaran sejarah pendidikan Islam. Mempelajari sejarah berarti menuangkan kembali peristiwa atau kejadian yang terjadi sejak Islam itu hadir hingga saat ini. Sejarah pendidikan Islam berarti mengkaji kembali asal dari sejarah pendidikan Islam itu, mengkaji ajaran Islam yang dibawa oleh Rasululloh Muhammad saw. sebagaimana yang kita ketahui bahwa Islam dibawa oleh Rasululloh Muhammad saw. dimana beliau mendapatkan mukjizat berupa kitab suci al-Qur’an yang menjadi pedoman hidup manusia sekaligus sebagai sumber pendidikan Islam. Sebagaimana firman Alloh dalam surat al-Jaatsiyah ayat 20 :
هَذَا بَصَائِرُ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّقَوْمِ يُوقِنُونَ

Artinya:
“Al Qur'an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini.” (al-Jaatsiyah: 20)
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah pengertian sejarah pendidikan Islam?
2.      Apa saja yang menjadi objek dari sejarah pendidikan Islam?
3.      Bagaimana metode yang dipergunakan dalam sejarah pendidikan Islam?
4.      Apa sajakan urgensi yang bisa kita dapatkan dari studi sejarah pendidikan Islam?




BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
                               I.            Pengertian Sejarah
Dalam mempelajari sejarah pendidikan Islam, mengetahui definisi bahasan sebelum mempelajarinya sangatlah penting. Mengerti makna, sasaran, dan tujuan sebelum mempelajari lebih lanjut sebuah bahasan akan mempermudah kita dalam memilah-milah seluruh pokok materi, tentunya sesuai tujuan yang telah kita targertkan.
Pokok persoalan sejarah senantiasa akan sarat dengan pengalaman-pengalaman penting yang menyangkut perkembangan keseluruhan keadaan masyarakat. Oleh sebab itu, menurut Sayid Quthub “Sejarah bukanlah peristiwa-peristiwa, melainkan tafsiran peristiwa-peristiwa itu dan pengertian mengenai hubungan-hubungan nyata dan tidak nyata, yang menjalin seluruh bagian serta memberinya dinamisme dalam waktu dan tempat.[1]
Pengertian sejarah dapat dipertegas sebagai berikut:
a.       Jumlah perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.
b.      Cerita tentang perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.
c.       Ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.[2]
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian sejarah adalah ilmu yang bertugas menyelidiki jumlah dan cerita dari berbagai perubahan-perubahan, kejadian ataupun peristiwa yang berada di sekitar kita dalam kehidupan manusia pada umumnya.
Menurut Roeslan Abdulghani, ilmu sejarah adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadian dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya tersebut, untuk selanjutnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang, serta arah proses masa depan.[3]
                            II.            Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan merupakan salah satu kata yang sudah sangat umum untuk dikenal seluruh masyarakat luas. Dari orang awam hingga orang intelektual yang tinggal di pedesaan maupun di perkotaan semua mengenal arti kata pendidikan, walaupun dalam penafsirannya memiliki beragam makna yang berbeda, tetapi tetap pada satu maksud, yaitu makna dari pendidikan itu sendiri.
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.[4]
Dalam bahasa arab ada beberapa kata yang dipakai untuk menunjuk arti kata pendidikan, salah satunya yaitu tarbiyah. Istilah tarbiyah yang berasal dari bahasa arab mempunyai konotasi yang lebih luasa dalam bahasa Indonesia karena mencangkup mendidik, mengajar, mengasuh, dan sebagainya. Dalam bentuk kata kerja kata ini dapat dijumpai di dalam al-Qur’an, seperti pada surat asy-Syu’ara ayat 18 dan al-Isra’ ayat 24: [5]
قَالَ أَلَمْ نُرَبِّكَ فِينَا وَلِيداً وَلَبِثْتَ فِينَا مِنْ عُمُرِكَ سِنِينَ
Artinya :
Fir'aun menjawab: "Bukankah kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu. (Asy – Syu’ara: 18)
رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيراً........
Artinya :
"Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (Al – Isra: 24)[6]
Pendidikan merupakan usaha dari manusia dewasa yang telah sadar akan kemanusiaannya, dalam membimbing, melatih, mengajar dan menanamkan nilai-nilai serta dasar-dasar pandangan hidup kepada generasi muda, agar nantinya menjadi manusia yang sadar dan bertanggung jawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai manusia, sesuai dengan hakikat dan ciri-ciri kemanusiaannya.[7]
Pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita Islam, karena nilai-nilai Islam telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya.[8]
Pendidikan Islam juga dapat didefinisikan sebagai proses penanaman serta pembentukan kepribadian dan juga pembentukan mind set dalam setiap manusia melalui proses mendidik, melatih, dan membimbing tentang pandangan hidup sebagai pedoman menjalani kehidupan berdasarkan syariat Islam.


                         III.            Pengertian Sejarah Pendidikan Islam
Setelah menjabarkan berbagai pengertian tentang sejarah, pendidikan, dan pendidikan Islam dapat disimpulkan bahwa sejarah pendidikan Islam yaitu proses studi mengenai pendidikan Islam. Sejarah Pendidikan Islam yaitu studi yang menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia yang berkaitan dengan proses mendidik, melatih, dan membimbing manusia dalam hal pandangan hidup atau pedomannya menjalani kehidupan ini. Mulai dari perkembangan Islam dari segi gagasan atau ide-ide, konsep, lembaga maupun operasionalisasi sejak zaman Nabi Muhammad saw. hingga saat ini.
Dra. Hasbullah merumuskan bahwa sejarah pendidikan Islam yaitu:
a.       Catatan peristiwa tentang pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam sejak lahirnya sampai sekarang.
b.      Suatu cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam baik dari segi gagasan atau ide-ide, konsep, lembaga maupun operasionalisasi sejak zaman Nabi Muhammad saw. hingga saat ini.
Dari berbagai penjabaran tersebut sebenarnya sejarah pendidikan Islam memiliki pengertian yang sama yaitu suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari pertumbuhan dan perkembangan Islam dari segi ide, konsep, lembaga maupun operasionalisasi sejak zaman Nabi Muhammad saw hingga sekarang ini.
B.     OBJEK KAJIAN SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
Kata objek berasal dari bahasa latin objectus, artinya yang dihadapan, sasaran, dan tujuan. Setiap ilmu harus memiliki tujuan dan objek material atau sasaran yang jelas yang membedakan dengan ilmu yang lain. Sebagaimana banyak ilmu lainnya objek yang dipelajari sejarah sebagai ilmu adalah manusia dan masyarakat. Akan tetapi, sejarah lebih menekankan sasarannya kepada manusia dalam sudut pandang waktu.[9]
Setiap bidang ilmu pengetahuan tentunya memiliki objek kajian. Objek kajian tersebut terdiri dari dua bentuk, yaitu objek kajian formal dan objek kajian material.
Objek kajian formal yaitu objek kajian yang menimbulkan suatu sudut pandang tertentu yang menunjukkan karakteristik ilmu tersebut dan yang memberikan identitas terhadap suatu ilmu dan membedakannya dengan cabang ilmu pengetahuan yang lain. Misalnya cabang ilmu sejarah yang membahas masa lampau berbeda dengan cabang ilmu biologi yang membahas tentang makhluk hidup.
Objek kajian material yaitu objek kajian yang lebih mengarah kepada materi ataupun bahan dari cabang ilmu tersebut. Biasanya objek kajian material lebih ke lapangannya, dalam artian lebih menekankan pada penyelidikan dari sebuah ilmu pengetahuan. Setiap cabang ilmu tentunya memiliki materi atau bahan yang berbeda antara satu sama lain. Pengkajian sebuah ilmu tentu membutuhkan penyelidikan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam mempelajari ilmu tersebut. Misalnya, untuk meneliti ilmu sejarah tidak mungkin kita akan kembali ke masa lampau, tetapi lebih kepada bukti-bukti yang dapat dipercaya untuk dijadikan sumber penelitian seperti museum, cacatan para ahli, dan media lain. Setiap material yang digunakan cabang ilmu pengetahuan tidaklah sama semuanya, ketika cabang ilmu biologi maka kita bisa menjadikan makhluk hidup sebagai objek penelitian kita.
Sejarah biasanya ditulis dan dikaji dari sudut pandang suatu fakta atau kejadian tentang peradaban bangsa.[10]
Objek kajian sejarah pendidikan Islam adalah fakta-fakta pendidikan Islam berupa informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam baik formal, informal dan non formal. Dengan demikian akan diproleh apa yang disebut dengan sejarah serba objek hal ini sejalan dengan peranan agama Islam sebagai agama dakwah penyeru kebaikan, pencegah kemungkaran, menuju kehidupan yang sejahtera lahir batin secara material dan spiritual. Namun, sebagai cabang dari ilmu pengetahuan, objek sejarah pendidikan Islam umumnya tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan dalam objek-objek sejarah pendidikan, seperti mengenai sifat-sifat yang dimilikinya. Dengan kata lain, bersifat menjadi sejarah serba subjek.[11]
Pembatasan manusia dan waktu bagi objek sejarah baru sebatas tahap awal, sebab tidak semua tindakan manusia pada waktu tertentu dinamakan sejarah. Dalam setiap menit entah berapa tindakan manusia yang telah terjadi tidak mungkin ada catatan atau ingatan yang sanggup merekam semuanya. Di samping manusia dan waktu, masalah tempat pun menjadi pembatasan bagi objek sejarah. Dengan disebutnya tempat terjadinya suatu peristiwa, maka cerita sejarah menjadi sesuatu yang ril. Berdasarkan pembatasan ini kiranya dapat disimpulkan bahwa ada tiga faktor yang menentukan dalam obyek studi sejarah, yaitu manusia (man), waktu (time) dan tempat (space). [12]
Objek kajian dari studi pendidikan Islam yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan proses yang terjadi pada manusia baik dari segi ide, pikiran, gagasan, dan sebagainya yang berkaitan dengan pendidikan Islam sejak Islam lahir hingga saat ini.
C.     METODE KAJIAN SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
I.       Pengertian metode
Metode berasal dari dua perkataan yaitu “meta” yang berarti melalui dan “hodos” yang artinya jalan atau cara.[13] Jadi, metode artinya jalan atau cara yang dilalui, dalam hal ini dimaknai jalan atau cara yang dilalui untuk mencapai tujuan.  Gabungan dari dua kata tersebut apabila ditambahi kata “logos” menjadi metodologi, sehingga metodologi artinya ilmu yang mempelajari jalan atau cara yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut para ahli, pengertian metode yaitu:
a.       ROTHWELL & KAZANAS
Metode adalah cara, pendekatan, atau proses untuk menyampaikan informasi.
b.      TITUS
Metode adalah rangkaian cara dan langkah yang tertib dan terpola untuk menegaskan bidang keilmuan.
c.       MACQUARIE
Metode adalah suatu cara melakukan sesuatu, terutama yang berkenaan dengan rencana tertentu.
d.      WIRADI
Metode adalah seperangkat langkah (apa yang harus dikerjakan) yang tersusun secara sistematis (urutannya logis).
e.       DRS. AGUS M. HARDJANA
Metode adalah cara yang sudah dipikirkan masak-masak dan dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah tertentu guna mencapai tujuan yang hendak dicapai.[14]
Dalam sejarah pendidikan Islam untuk menentukan metode yang digunakan dalam studi ini masih dikaitkan dengan metode dalam kajian sejarah pada umumnya.
Metode sejarah pendidikan Islam, walaupun terdapat hal-hal yang sifatnya khusus, berlaku kaidah-kaidah yang ada dalam penulisan sejarah. Kebiasaan dari penelitian dan penulisan sejarah meliputi suatu perpaduan khusus keterampilan intelektual. Sejarahwan harus menguasai alat-alat analisis untuk menilai kebenaran materi-materi sumbernya dan perpaduan untuk mengumpulkan dan menafsirkan materi-materi itu ke dalam kisah yang penuh makna. Sebagai seorang ahli, sejarahwan harus mempunyai suatu kerangka berpikir kritis, baik dalam mengkaji materi, maupun dalam menggunakan sumber-sumbernya. Selain itu juga membutuhkan keterampilan menangkap dan merasakan secara luas hubungan-hubungan yang serba kompleks. Penguasaan ilmu yang luas akan memudahkan  pemahaman dari berbagai konteks, membandingkan dan merasakan dampak serta mengaitkan data dengan peristiwa-peristiwanya. Sehubungan dengan ini H. Munawar Cholil mengemukakan pengetahuan yang diperlukan sebagai alat menyusub sejarah itu banyak, tetapi yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah ilmu bumi (Takhtitul ard), ilmu isi bumi (Tabaaqatul ard), dan ilmu negara (Taqwimul buldan).[15]

Metode kajian studi pendidikan Islam dapat dikategorikan sebagai berikut:
1.         Teknik pengumpulan data
Dalam teknik pengumpulan data ini, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
a.             Dokumentasi
Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi ini dengan mencari catatan, data, transkip, dan media lainnya yang bisa dijadikan sebuah sumber dapat dipercaya untuk pengumpulan data yang berhubungan dengan pendidikan Islam. Sebagai contoh dalam pendidikan Islam, kita bisa mencari sumber dari sirah Nabawiyah, bagaimana awalnya tarbiyah itu hadir dan lain sebagainya.
Dokumentasi menjadi sumber utama bagi peneliti, karena tidak mungkin peneliti akan kembali ke jaman lampau untuk mengetahui sejarah pendidikan Islam. Dokumentasi akan membantu meneliti, menafsir, dan meramalkan sejarah pada masa lampau tersebut. Peneliti menggunakan petunjuk yang berada dalam katalog di perpustakaan, kemudian mencatat data-data yang sesuai topik permasalahan yang pertama dan terakhir serta data-data yang penting lainnya.


b.             Wawancara
Proses pengumpulan data melalui wawancara yaitu memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ada beberapa macam, antara lain wawancara yang dilakukan secara spontan, wawancara yang dilakukan dengan menggali garis-garis besarnya saja, dan ada wawancara yang dilakukan dengan detail menurut daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.
2.         Teknik Analisis ata
a.             Content analisys
Setalah data-data dikumpulkan, kemudian diolah dan dianalisis menggunakan teknik analisis isi. Teknik analisis isi bertujuan menggali pemahaman yang lebih mendalam dari suatu data yang telah diperoleh. Analisis isi ini memberikan pengetahuan baru, membuka wawasan, dan menyajikan berbagai fakta.
b.             Hermeneutik analisys
Komarudin hidayat mendefinisikan hermeneutik sebagai seni menafsirkan atau memahami “realitas lain yang absen” (tidak hadir di depan kita) baik karena telah berlalu dalam waktu maupun jarak tempat yang jauh, yang realitas itu hadir pada kita diwakili oleh teks.[16]
Melalui hermeneutik ini berguna untuk mengeksplorasi, menganalisis, dan menafsirkan kejadian ataupun peristiwa serta seorang tokoh/pelaku sejarah yang tertuang dalam bentuk buku.
3.         Metode penulisan sejarah
Dalam sejarah pendidikan Islam ada beberapa metode penulisan yang digunakan:
a.       Metode deskriptif
Metode deskriptif artinya menggambarkan, dalam hal ini berarti menggambarkan apa adanya tentang pendidikan Islam. Ajaran Islam yang dibawa oleh Rasululloh Muhammad saw. berpedoman dengan al-Qur’an dan al-Hadits yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam. Metode ini digunakan untuk memaknai tujuan dari pendidikan Islam tersebut.
b.      Metode komparatif
Metode ini merupakan metode yang berusaha membandingkan sebuah perkembangan pendidikan Islam dengan lembaga-lembaga Islam lainnya. Melalui metode ini dimaksudkan bahwa ajaran-ajaran Islam tersebut dikomparasikan dengan fakta-fakta yang terjadi dan berkembang dalam waktu serta tempat-tempat tertentu untuk mengetahui adanya persamaan dan perbedaan dalam suatu permasalahan tertentu yang menghubungkan Sejarah Pendidikan Islam dengan sejarah pendidikan yang dibandingkan.[17]
c.       Metode analisis sintesis
Metode ini digunakan memberikan analisis terhadap istilah-istilah atau pengertian-pengertian yang diberikan ajaran Islam secara kritis, sehingga menunjukkan kelebihan dan kekhasan pendidikan Islam. Pada saatnya dengan metode sintesis dapat diperoleh kesimpulan-kesimpulan yang akurat dan cermat dari pembahasan sejarah pendidikan Islam. Metode ini dapat pula didayagunakan untuk kepentingan proses pewarisan dan pengembangan budaya umat manusia yang Islami.[18]
D.    URGENSI STUDI SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
Mempelajari sejarah pendidikan Islam memberikan banyak manfaat. Dari berbagai manfaat itu ada beberapa hal penting, antara lain:
                       a.          Mengetahui dan memahami pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam, sejak zaman lahirnya hingga sekarang.
                       b.          Mengambil manfaat dari proses pendidikan Islam, guna memecahkan problematika pendidikan Islam pada masa kini.
                       c.          Memiliki sikap positif terhadap perubahan-perubahan dan pembaharuan-pembaharuan sistem pendidikan Islam.[19]
Ada beberapa urgensi akademis lainnya dari studi sejarah pendidikan Islam:
a.         Dengan mempelajari sejarah pendidikan akan diperoleh pengertian tentang fungsi pendidikan dalam keseluruhan kebudayaan.
b.         Sejarah pendidikan dapat membedakan mana yang bernilai tinggi dan mana yang tidak, sehingga terhindar dari tindakan-tindakan menyesatkan dan salah di dalam melaksanakan usaha-usaha pendidikan.
c.         Sejarah pendidikan dapat memberikan pegangan sehingga tidak terjadi anggapan bahwa yang sudah lama itu memiliki nilai rendah dan yang baru itu bernilai tinggi.
d.        Sejarah pendidikan dapat memberikan kesadaran bahwa pendidikan hendaknya disesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
e.         Sejarah pendidikan dapat memberikan keinsyafan bahwa pendidikan dan tugas pendidik itu sangat berat tapi berarti.
f.          Dengan mempelajari sejarah pendidikan akan diperoleh model-model sistem pendidikan yang baik.  [20]
Mengambil urgensi dari suatu peristiwa adalah anugerah yang luar biasa dari Alloh swt. sebagaimana firman Alloh swt. dalam surat al-Muddatstsir ayat 56:
وَمَا يَذْكُرُونَ إِلَّا أَن يَشَاءَ اللَّهُ هُوَ أَهْلُ التَّقْوَى وَأَهْلُ الْمَغْفِرَةِ
Artinya:
“Dan mereka tidak akan mengambil pelajaran daripadanya kecuali (jika) Allah menghendakinya. Dia (Allah) adalah Tuhan Yang patut (kita) bertakwa kepada-Nya dan berhak memberi ampun.” (al-Muddatstsir: 56)


BAB III
PENUTUP
Mengkaji studi sejarah pendidikan Islam adalah salah satu hal yang diperlukan oleh seorang yang akan menjadi pendidik khususnya pendidikan agama Islam. Sebelum mempelajari sejarah pendidikan Islam, mengetahui makna, tujuan, dan sasaran dari pokok bahasan yang akan kita pelajari sangatlah penting.
Memahami pengertian dari sejarah pendidikan Islam diperlukan penguraian kata per kata dari sejarah pendidikan Islam yang akhirnya diambil sebuah kesimpulan yaitu sejarah pendidikan Islam adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari pertumbuhan dan perkembangan Islam dari segi ide, konsep, lembaga maupun operasionalisasi sejak zaman Nabi Muhammad saw hingga sekarang ini.
Objek kajian dari sejarah pendidikan Islam yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan proses yang terjadi pada manusia baik dari segi ide, pikiran, gagasan, dan sebagainya yang berkaitan dengan pendidikan Islam sejak Islam lahir hingga saat ini. Metode dari kajian sejarah pendidikan Islam ada tiga hal, yaitu teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik penulisan sejarah.
Salah satu tujuan dari studi ilmu adalah mengetahui urgensi dan kebermanfaatan ilmu tersebut kedepannya. Salah satu dari urgensi kajian sejarah pendidikan Islam adalah mengetahui pertumbuhan dan perkembangan Islam sejak adanya Islam itu hingga masa saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
A.Mustafa. 1995. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Bandung: CV Pustaka Setia.
Departemen Agama RI. 2007. Al-Qur’an dan Terjemahnya Edisi Tahun 2002. Jakarta: CV Darus Sunnah.
Dra. Zuhairini, dkk. 1995. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara.
Dra. Zuhairini, dkk. 1997. Sejarah pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara.
Dra. Zuhairini. 1992. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Enung K Rukiati. 2006. Sejarah Pendidikan Islam di indonesia. Bandung: CV Pustaka Setia.
Erwati Aziz. 2003. Prinsip – prinsip pendidikan Islam. Solo : Tiga serangkai
Filsafatpendidikanislam.wordpress.com/studi-sejarah-pendidikan-islam
Indah,F. Pengertian dan Definisi Metode Menurut Para Ahli , http://carapedia.com/pengertian_definisi_metode_menurut_para_ahli_info497.html tanggal 5 April 2012
Prof. Dr. M. Habib Mustopo, dkk. ----. Sejarah : Untuk kelas 1 SMA. Jakarta: Yudistira.
Prof. H. M. Arifin, M.Pd. 2000. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007) cet. Ke-4, hlm
R. Moh. Ali. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia. Yogyakarta : LkiS Yogyakarta
Ramayulis. 2012. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Sayid Quthub, Konsepsi Sejarah Dalam Islam, (Jakarta : Yayasan Al – Amin hal 18 dalam buku Dra. Zuhairini, dkk. 1997. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara)







[1] Sayid Quthub, Konsepsi Sejarah Dalam Islam, (Jakarta : Yayasan Al – Amin hal 18 dalam buku Dra. Zuhairini, dkk. 1997. Sejarah pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara), hlm. 2

[2] R. Moh. Ali, Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, (Yogyakarta : LkiS Yogyakarta, 2005),
[4] Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007) cet. Ke-4,hlm. 263
[5] Erwati Aziz, Prinsip – Prinsip Pendidikan Islam, (Solo : tiga serangkai,2003),  hlm. 25

[6] Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya Edisi Tahun 2002, (Jakarta: CV Darus Sunnah, 2007) hlm. 368 dan  hlm. 285
[7] Dra. Zuhairini, dkk,  Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara,1995),  hlm. 11
[8] Prof. H. M. Arifin, M.Pd, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000),  hlm. 11
[9] Prof. Dr. M. Habib Mustopo, dkk, Sejarah : Untuk kelas 1 SMA, (Jakarta: Yudistira), hlm. 6
[10] Encyclopedia Amerincana, opcit., vol. 14. dalam buku Dra. Zuhairini, dkk. 1997. Sejarah pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara, hlm. 2
[11] A. Mustafa, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1995), hlm. 14
[12] Filsafatpendidikanislam.wordpress.com/studi-sejarah-pendidikan-islam
[13] Prof. H. M. Arifin, M.Pd, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara,2000),  hlm. 61
[14] Indah,F. Pengertian dan Definisi Metode Menurut Para Ahli , http://carapedia.com/pengertian_definisi_metode_menurut_para_ahli_info497.html tanggal 5 April 2012
[15] Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,1992), Cet. Ke-3, hlm. 3
[16] Ramayulis, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2012), Cet. Ke-1, hlm. 4

[17] Ramayulis, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2012), Cet. Ke-1, hlm. 4
[18] Enung K Rukiati, Sejarah Pendidikan Islam di indonesia, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2006), hlm. 15
[19] Dra. Zuhairini, dkk, Sejarah pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara,1997), hlm. 6

[20] Filsafatpendidikanislam.wordpress.com/studi-sejarah-pendidikan-islam

1 komentar: